Keutamaan Istighfar dan Taubat


Bacaan Istighfar Taubat
Bacaan istighfar taubat

Istighfar adalah berzikir atau menyeru Allah untuk memohon ampunan kepada-Nya atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, yang jika dilakukan secara berulang dengan niat yang tulus untuk bertaubat, akan mendatangkan rahmat Allah turun ke dalam jiwa.

Karena itu, berzikir tidaklah hanya berzikir selain harus mengetahui apa yang patut diungkapkan di dalam keluasan kasih sayang Allah. Kebutuhan umat manusia, khususnya orang-orang beriman, akan curahan rahmat Allah sangat besar. Inilah keutamaan istighfar dan taubat agar terjadi keniscayaan turun rahmat Allah.

Keutamaan Istighfar dan Taubat Memastikan Rahmat Allah Turun

Ini adalah perkataan Allah yang telah diturunkan di dalam Kitab Suci-Nya, Al-Quran Al-Karim:

"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Yusuf: 53).

Ada kepastian yang telah ditetapkan oleh Allah atas qadrat manusia yang tidak dapat berlepas dari kesalahan pada dirinya (nafsu) karena (hawa) nafsu itu selalu berkecenderungan menyuruh berbuat jahat.

Karena itu, jika merujuk pada ayat tersebut di atas, setiap diri manusia selalu berkecenderungan mengikuti tindak kejahatan.

Akan tetapi, sebagai Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Allah telah menerangkan atas terjadinya keniscayaan ada nafsu yang disayangi Allah sekiranya diri (nafsu) itu dapat dikendalikan untuk tidak berbuat kejahatan.

Bagaimanakah cara mengendalikan hawa nafsu yang cenderung berbuat jahat? Inilah yang akan kita bahas pada tulisan ini.

Untuk memulai pembahasan atas persoalan umat manusia ini, saya akan mengajak Anda untuk mencermati beberapa pertanyaan berikut ini:

Adakah setiap diri memiliki kemampuan untuk mengendalikan kebiasaan-kebiasaan buruk atau jahat tanpa istighfar dan taubat?

Inilah yang sesungguhnya masih menjadi persoalan besar bagi kebanyakan umat manusia atas segala tindak-tanduk dan perkataannya dalam hidup dan kehidupan di dunia ini.

Saudaraku, Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk-Nya dengan keunggulan yang disertakan padanya tentu saja tidaklah berarti serba dapat dan serba mampu berbuat sesukanya.

Ada hal-hal yang Allah menjadikan keunggulan dan kelebihan pada manusia itu justru untuk menguji akan kesungguhan dirinya mengetahui apa yang sesungguhnya Allah kehendaki.

Dengan akal dan pikirannya, apakah manusia memahami bagaimanakah Allah telah menciptakan manusia atas keberadaan dirinya di muka bumi ini?

Seharusnya dan sepatutnya, dengan akal-pikirannya, manusia memahami dan segera menyadari ketika telah berikrar atas Keesaan Allah sebagai Tuhan dan kedudukan Nabi Muhammad saw sebagai hamba dan Rasul-Nya untuk berkhidmat pada keimanannya.

Bahwa apa yang telah difirmankan oleh Allah pada Kitab Suci-Nya (lihat QS. Yusuf: 53) tidaklah lagi membiarkan hawa nafsu bergejolak berbuat kejahatan, selain berjuang untuk mengendalikannya dengan istighfar dan taubat.

Karena itu, sepanjang tidak adanya kesadaran merespon dengan sungguh-sungguh untuk beristighfar dan taubat, maka pastilah tidak ada kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu.

Jadi, istighfar dan taubat itu merupakan kata kunci yang harus diperbuat oleh orang-orang beriman yang menyadari pentingnya mengendalikan hawa nafsu?

Jawabannya sangat jelas, yaitu ya. Semua orang beriman harus beristighfar dan taubat.

Beristighfar berarti mengakui akan kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat seraya memohon ampunan dari Allah agar dihapus semua kesalahan dan dosanya.

Pengakuan salah dan dosa serta bermohon pengampunan (istighfar) sepatutnya tidak cukup berhenti sampai di situ, tetapi untuk tidak mengulangi dan berupaya memperbaikinya.

"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya); sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl: 119).

Itu berarti beristighfar sekaligus bertaubat yang sebenar-benar bertaubat. Tentang taubatan nasuha, Allah swt berfirman:

"Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shaleh, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya." (QS. Al-Furqan: 71).

Dengan cara seperti itu, maka istighfar yang dilakukan secara istiqamah di dalam hati akan mendatangkan rahmat Allah ke dalam jiwanya (orang-orang beriman yang beristighfar).

Secara syar'i, terutama bagi para pemula, beristighfar harus diawali dahulu dengan menunaikan solat taubatan nasuha di malam hari. Seusai solat, maka beristighfar sebanyak 1000 kali dan solawat 100 kali.

Akui sesudah itu atas kesalahan dan dosa-dosanya seraya bermohon ampunan (beristighfar).

Terus dan terus sematkan istighfar di dalam hati di setiap keadaan dan waktu (berdiri, duduk dan berbaring pada pagi, siang, petang dan malam).

Perjuangkan agar hati terus beristighfar yang didengarkan oleh akalnya secara intensif. Upaya ini memang terasa berat bagi yang baru memulai. Tetapi, tetaplah optimis jangan mudah menyerah hingga Allah benar-benar menurunkan pertolongan-Nya.

Apa Saja Keutamaan Istighfar dan Taubat?

Beristighfar, sebagaimana telah diterangkan di atas, sangat meniscayakan rahmat Allah turun. Keterangannya sangat jelas, bahwa kejahatan hawa nafsu adalah bawaan pada manusia yang cenderung berbuat jahat yang Allah sangat menghendakinya untuk dikendalikan.

Ketidakmampuan manusia, khususnya bagi orang-orang beriman, untuk melakukan pengendalian terhadap gejolak hawa nafsu menjadikan Allah berbuat menerangkan cara atau solusi yang ditawarkan kepada segenap umat manusia agar beristighfar.

Dengan beristighfar, seraya diantarkan terlebih dahulu dengan solat taubat (taubatan nasuha), maka meresapkan istighfar ke dalam hati sebagai zikir akan menghasilkan dampak positif.

Dampak positif dari beristighfar adalah menekan kuat bisikan-bisikan setan yang merayu untuk melepas perhatian terhadap perintah Allah hingga setan tak lagi mampu berbuat jahat.

Kekuatan istighfar menekan bisikan setan yang mengajak kepada kejahatan diantarkan hingga mencapai titik nol. Yakni melepasnya dosa-dosa dari dalam jiwa.

Dengan begitu (berzikir istighfar), Allah telah menyiapkan kasih sayang-Nya turun ke dalam jiwa tersebut. 

Apa saja rahmat Allah yang diturunkan karena beristighfar dan taubat itu?

Di sini saya mencatat ada 12 (dua belas) keutamaan istighfar dan taubat, yaitu:

#1. Terampunilah dosa-dosanya dan diterima taubatnya

Allah telah menerangkan atas pengampunan bagi orang-orang yang bermohon ampunan kepada-Nya:

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 135).

Demikian juga Allah menyatakan bahwa Dia menerima taubat mereka yang telah tobat dan mengadakan perbaikan:

"kecuali mereka yang telah tobat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 160).  

#2. Tenteramlah jiwanya

Beristighfar (berzikir istighfar) dengan bermaksud taubat sebenar-benar bertaubat, yang dilakukan di dalam hati, maka sebagaimana zikir dengan asma Allah, hatinya (orang yang beristighfar) tenteram.

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28).

#3. Memancarlah cahaya-Nya

Beristighfar dan taubat merupakan perjuangan untuk membersihkan jiwanya dari rongrongan hawa nafsu. Mereka mengikuti perintah Allah untuk tidak mengikuti ajakan setan di dada.

Mereka telah disebut sebagai pejuang di jalan Allah. Dan, inilah yang disebut oleh Nabi saw: "Jihadul akbar jihadun nafs." Allah mengeluarkan mereka dari hati yang condong kepada kesesatan (gelap) menuju kepada hati yang ditunjuki (bercahaya). Min adh-dhulumati ila an-nuur

"Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (QS. Al-Ma'idah: 16).

#4. Turunlah para malaikat dan ruh-ruh suci menghampirinya

Para malaikat dan ruh-ruh suci diizinkan oleh Allah turun mendekati orang-orang yang hatinya selalu berzikir membawakan karunia dan memohonkan ampunan.

"Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ahzab: 43).

#5. Diberi kenikmatan yang baik

Allah tidak pernah membiarkan orang yang beristighfar dan bertaubat selain mereka akan mendapatkan kenikmatan yang baik sampai kepada waktu yang ditetapkan oleh Allah.

Allah swt berfirman:

"dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat." (QS. Huud: 3).

#6. Didatangkan rezeki yang banyak

Bagi orang-orang yang berperang di jalan Allah (baca: jihad an-nafs), Allah telah memastikan rezeki yang banyak kepada mereka. Orang yang berperang atas hawa nafsunya sendiri sesungguhnya mereka sedang berhijrah dari kegelapan menuju cahaya. Dengan beristighfar dan taubat atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya berarti mereka telah melakukan hijrah.

"Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa: 100).

#7. Diberi kesempatan atau diizinkan oleh Allah untuk memuji-Nya

Perintah Allah kepada orang-orang yang bermohon ampunan dan bertaubat (setelah diampuni dan diterima taubatnya) adalah diperkenankan untuk bertasbih agar hati mereka menjadi lapang. Kepatutan orang memuji Allah adalah harus diantarkan lebih dulu dengan bersihnya jiwa dari kesalahan dan dosa.


"Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya," (QS. Al-Furqan: 58). 

#8. Didoakan oleh Rasulullah saw, para nabi, para wali Allah dan para malaikat

Berikut adalah ayat yang menerangkan para malaikat Allah berdoa memohonkan ampunan untuk orang-orang bertaubat.

"(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala," (QS. Al-Mukmin: 7)

Allah swt juga telah mengabarkan bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu tidak mati, sebenarnya mereka hidup. Tetapi kebanyakan tidak menyadarinya.

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya." (QS. Al-Baqarah: 154).

Bagi orang-orang yang telah diberi pengetahuan tentang ruh oleh Allah, walaupun sedikit, mereka telah mengetahui bahwa Rasulullah saw dan para wali Allah selalu aktif mendoakan yang masih hidup dan sedang berjuang dijalan Allah.

"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit"." (QS. Al-Isra': 85).
  

#9. Ditunjuki kepada jalan yang lurus

Allah menolong orang-orang yang berjihad di jalan Allah (memerangi hawa nafsu) dengan kemenangan yang nyata dan menunjuki ke jalan yang lurus.

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus," (QS. Al-Fath: 1-3)

#10. Diberi hak untuk memperoleh bimbingan melalui perantaraan para kekasih-Nya

Orang-orang beriman yang beristighfar dan taubat adalah orang-orang yang telah menyadari atas keimanannya. Maka, mereka adalah orang-orang yang telah diperintahkan oleh Allah untuk bertakwa dan mencari wasilah.

Wasilah orang yang berzikir (istighfar) adalah ahli zikir. Kepatutan beristighfar bagi orang-orang beriman tidaklah berarti mereka mengabaikan perintah Allah yang sekaligus menjadi ketetapan hukum yang harus diikuti.

Allah swt berfirman:

"Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada ahli zikir (orang yang diberi ilmu), jika kamu tiada mengetahui." (QS. Al-Anbiya': 7) 

Dengan wasilah, mereka dibimbing dan diajak untuk berjihad di jalan Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al-Ma'idah: 35).

#11. Disucikanlah jiwanya (melalui proses pembimbingan oleh waliyyan mursyida)

Melalui proses pembimbingan yang dituntun oleh wasilahnya (waliyyan mursyida), orang-orang yang berjuang di jalan Allah (jihad an-nafs) akan mendapati penyucian jiwanya oleh Rasulullah saw.

"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 151).

#12. Dikembalikan pada fitrahnya seperti bayi yang baru lahir.

Orang-orang yang beristighfar (berzikir istighfar) dan taubat akan diampuni dosa-dosanya dan akan dikembalikan pada fitrahnya, yaitu bersih seperti bayi yang baru lahir (tanpa dosa).

Itulah 12 (dua belas) keutamaan istighfar dan taubat.

Terkait dengan zikir (termasuk istighfar), Allah telah menetapkan  agar bertanya kepada ahli zikir. Hal semacam ini merupakan ketetapan hukum yang telah diturunkan melalui Rasulullah saw di dalam Al-Quran:

"Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada ahli zikir (orang-orang yang diberi ilmu), jika kamu tiada mengetahui." (QS. Al-Anbiya': 7).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal Penilaian Akhir Semester 2019 IPS Kelas 7

ILMU HADITS